PASER - Pada sebuah instansi pendidikan, umumnya tingkat keberhasilan membentuk pemahaman dan prilaku anak tidak dapat hanya bergantung pada sisi formal melainkan juga harus saling berkesinambungan antara pengajaran sekolah dan peran orang tua dalam melakukan pengawasan penerapan pemahaman anak di rumah .
Hal tersebut disampaikan oleh salah satu praktisi guru inklusi di Kabupaten Paser Aslamiyah, SP.S.Pd. saat diwawancarai awak media indonesiasatu.co.id diwaktu senggang usai mengajarnya Kamis, 14/7/2022.
Menurutnya, untuk memperoleh hasil pendidikan dan pembentukan karakter Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang maksimal, perlu kerjasama antara guru inklusi dan orang tua ABK, aktif berkomunikatif memantau perkembangan belajar anak agar mencapai penerapan pengajaran yang maksimal
"Antaranya yakni Kerjasama untuk saling bahu membahu berbagi informasi dan masukan. Dalam konteks ini guru dan orang tua rutin melakukan pertemuan dan saling berkomitmen menjalankan program-program yang telah disepakati bersama". Kata Aslamiyah.
Pertemuan atau bekerjasama guru dengan orang tua murid dalam melaksanakan program yang telah disepakati sangat penting disampaikan guru pada orang tua agar bisa memahami latar belakang sekolah serta sistem pembelajaran yang ada.
"Dengan adanya jalinan komunikasi semacam forum wali murid inklusi maka orang tua dapat memahami setiap peserta didik itu memiliki keunikan dan kecerdasan sendiri yang berpariatif". Jelas Aslamiyah.
Pertemuan dan komunikasi antara Guru dan orang tua, terutama saat pembelajaran daring juga harus dapat lebih ditingkatkan guna mencegah salah paham yang bisa menjelekkan nama baik sekolah tempat si anak berkebuhan khusus belajar.
"Kerjasama adalah sebuah usaha atau kegiatan bersama antara kedua belah pihak yang menginginkan tercapainya tujuan bersama. Yakni kemampuan akademik dan psikomotorik anak bisa berkembang dan proses mengajar dapat berjalan lancar dan terukur". Terang Aslamiyah.
Lebih lanjut Aslamiyah mengambarkan, perihal bentuk kerjasama antara Orang Tua dan Guru yang diperlukan dalam pendidikan inklusi harus komitmen menjalankan program-program yang sudah disepakati mengadakan pertemuan bersama.
Selain segala informasi orang tua murid sangat berharga bagi pengajar, dalam kerja sama, Orang Tua juga biasa akan merasa dihargai saat dimintai informasi perkembangan anak maupun penyampaian keberatan atau perasaannya terhadap program sekolah yang dijalankan.
"Dan segala masukan mau pun informasi harus dibuat secara jujur dan terbuka agar bisa dicerna oleh guru maupun oran tua, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman antar keduanya saat menjalankan program-program kedepan". Tuturnya.
Sebab, salah satu fokus cara menanya informasi perkembangan anak berkebutuhan khusus. Tentu saat meminta informasi pada wali murid, guru harus bisa mencairkan suasana terlebih dahulu hingga tercipta suasana hangat dan nyaman sebelum diarahkan kepada pembahasan perkembangan anak.
"Yang perlu diketahui dalam intraksi pertemuan adalah mencermati siapa orang-orang yang dekat dengan ABK tersebut. Sehingga Guru bisa mendorong perkembangan peserta didik untuk lebih baik lagi dari sebelumnya". Jelas Aslamiyah.
Contoh, saat mengetahui wali murid benar-bear sibuk, maka untuk solusi yang diberikan guru meminta waktu orang tua sefleksibel mungkin, kemudian saat bertemu menerangkan bahwa tidak semua mengasuh anak hanya diukur dengan kuantitas. Tapi cobalah juga sediakan waktu untuk Quality Time meski itu mungkin hanya setengah jam perhari guna menstimulus peserta didik.
"Selebihnya Guru bisa memberikan masukan sedikit trik-trik cara mengasuh anak berkebutuhan khusus dengan mendampingi membeli buku, membacakan buku, dan rutin memeluk si anak supaya merasa tenang, dan nyaman, hingga anak mampu meningkatkan kualitas dirinya sesuai kemampuan anak. Papar Aslamiyah mengahiri.